
Sistem deteksi kebakaran harus memprioritaskan dua hal: mendapatkan peringatan kebakaran sedini mungkin dan menghindari kesalahan deteksi atau yang biasa disebut dengan false alarm.
Peringatan dini sangat penting dan waktu menjadi sangat berarti ketika api sekecil apapun muncul. Kebakaran biasanya dimulai dengan asap yang secara cepat berkembang menjadi api yang tidak terkendali. Jika terlambat mendeteksi, risiko penyebaran api dapat meningkat.
Sayangnya, kebakaran sering baru diketahui ketika api sudah sangat besar. Jika hal ini terjadi, kerugian yang ditimbulkan pun meningkat. Bukan hanya barang saja yang musnah, tetapi proses produksi juga bisa terhenti dan secara berantai menimbulkan akibat lain yang lebih besar.

Tidak hanya itu, kesalahan deteksi atau false alarm juga berdampak signifikan. False alarm membuat orang panik dan berlarian keluar gedung. Jika terjadi berulang kali, orang jadi tidak peduli saat alarm yang sebenarnya berbunyi. Mereka bahkan tidak dapat membedakan apakah kebakaran benar terjadi, atau hanya false alarm.
Lalu, bagaimana cara menghindari false alarm? Terjadinya false alarm biasanya terkait dengan proses perawatan. Semakin mudah perawatannya, semakin baik pula kinerja peralatan. Secara berkala, pastikan sensitivitas sensor, bersihkan dan jauhkan sensor dari gangguan, serta lakukan kalibrasi rutin. Selain itu, memilih alarm kebakaran yang sesuai dengan lokasi pemasangan juga dapat mengurangi potensi terjadinya false alarm.
Dengan memahami kedua prinsip ini, asap dapat dideteksi sedini mungkin, masyarakat dapat lebih waspada terhadap tanda-tanda kebakaran yang sebenarnya, dan kerusakan akibat kebakaran dapat dikurangi.